B. ANALISIS PENDIDIKAN SAAT INI

STANDAR INPUT

1.Kurikulum

a.Kurikulum yang telah disusun berdasarkan kompetensi dan tujuan
akan dicapai secara lengkap baru diperuntukkan kelas 1, 2, dan 3.
b.Pada kurikulum belum terlihat adanya hubungan/keterkaitan langsung
dan jelas antara tujuan yang akan dicapai dengan isi masing-masing
komponen kurikulum (masing-masing mata pelajaran).
c.Kurikulum belum dikembangkan secara sistematis dan ber-
kesinambungan sejalan dengan tujuan yang akan dicapai.
d.Kurikulum belum sepenuhnya disusun berdasarkan kemajuan IPTEK.
e.Belum dimilikinya dokumen kurikulum lengkap, yaitu standar
kompetensi, tujuan, KTSP, silabus, RPP, dan bahan ajar.
f.Belum terbentuknya tim pengembang kurikulum di sekolah yang
anggota-anggotanya dapat merefleksikan kelompok-kelompok keahlian
yang terkait dengan setiap mata pelajaran.

2.Guru

a.Jumlah dan kualifikasi akademik telah sesuai dengan kebutuhan
karena lebih dari 50% guru memiliki tingkat pendidikan S1 dan lainnya
D2.
b.Kemampuan yang dimiliki oleh guru belum sesuai dengan mata
pelajaran yang diampu.
c.Hanya 25% guru yang memiliki sertifikasi profesi sebagai guru.
d.Baru 60% guru yang memiliki kesanggupan kerja yang tinggi.
e.Hanya 25% guru yang mampu menggunakan ICT sederhana.

3.Kepala Sekolah

a.Tingkat pendidikan S2.
b.Telah memiliki sertifikasi profesi sebagai kepala sekolah.
c.Belum sepenuhnya memiliki kemampuan menerapkan MBS.
d.Telah memiliki kemampuan visioner dan situasional.
e.Telah memiliki kemampuan di bidang manajerial organisasi dan
administrasi namun belum maksimal.
f.Telah mampu menggunakan ICT sederhana.

4.Tenaga Kependidikan

a.Pustakawan
1.Tingkat pendidikan S1.
2.Bidang pendidikan : bukan berasal dari bidang perpustakaan namun
memiliki integritas yang diasah lewat pelatihan dan workshop.
3.Telah memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagai pustakawan.

b.Laboran
Belum adanya tenaga laboran, namun fungsi laboran untuk sementara dilakukan oleh guru kelas yang memiliki kemampuan untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagai laboran.

c.Teknisi Komputer

1.Tingkat pendidikan S1.
2.Bidang pendidikan bukan berasal dari jurusan komputer/teknik informatika, tetapi memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagai teknisi komputer karena perekrutan melalui uji kelayakan dan kesetaraan.

d.Kepala TU

1.Tingkat pendidikan S1.
2.Bidang pendidikan bukan berasal dari jurusan administrasi pendidikan,
tetapi memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsi
sebagai kepala TU.
3.Memiliki kemampuan dalam bidang komputer.

e.Tenaga administrasi kesekretariatan dan keuangan

1.Tingkat pendidikan SMA/SMK.
2.Bidang pendidikan administrasi keuangan dan kesekretariatan.
3.Memiliki kompetensi untuk melaksanakan tugas dan fungsi sebagai
tenaga kesekretariatan dan administrasi keuangan.
4.Memiliki kemampuan menggunakan komputer.
5.Sarana Prasarana
Dalam hal Prasarana Pendidikan yang telah memenuhi standar meliputi
komponen: rombongan belajar, ruang kelas, ruang pimpinan, ruang
UKS, ruang sirkulasi dan ruang perpustakaan. Sedangkan komponen
yang belum memenuhi standar adalah terdiri atas: lahan, bangunan
gedung, laboratorium, ruang guru, tempat ibadah, jamban, gudang,
tempat bermain dan olah raga.
Adapun sarana pendidikan yang telah memenuhi standar adalah
komponen: sarana ruang kelas, sarana ruang perpustakaan, sarana
ruang pimpinan, sarana ruang guru, sarana tempat ibadah, sarana
ruang UKS, dan sarana jamban.
Untuk sarana yang belum memenuhi standar meliputi komponen:
sarana ruang laboratorium, sarana laboratorium multi media (ICT),
sarana gudang, dan sarana tempat bermain dan olah raga.
6.Kesiswaan
a.Penerimaan siswa baru didasarkan atas kriteria yang jelas, tegas
dan dipublikasikan.
b.Siswa memiliki tingkat kesiapan belajar yang memadai, baik mental
maupun fisik.
c.Memiliki program yang jelas tentang pembinaan, pengembangan,
dan pembimbingan siswa tetapi belum maksimal.
d.Memberi kesempatan yang luas kepada siswa untuk berperan serta
dalam penyelenggaraan upaya sekolah untuk peningkatan prestasi
tetapi belum menyeluruh.
e.Melakukan evaluasi belajar tetapi belum sepenuhnya menggunakan
cara-cara yang memenuhi persyaratan evaluasi.
7.Pembiayaan
a.Belum tersedianya dana pendididkan yang cukup dan berkelanjutan
untuk menyelenggarakan pendidikan di sekolah.
b.Belum maksimalnya penghimpunan/penggalangan dana dari potensi
sumber dana yang bervariasi.
c.Telah mengelola dana pendidikan secara transparan, efisien, dan
akuntabel sesuai dengan prinsip MBS.
d.Dalam mengalokasikan dana pendidikan, sekolah tetap berpegang
pada prinsip keadilan dan pemerataan.
8.Hubungan masyarakat
a.Hubungan dengan masyarakat, baik menyangkut substansi maupun
strategi pelaksanaannya, telah ditulis dan dipublikasikan secara
eksplisit dan jelas.
b.Belum terlibatnya masyarakat dalam pendidikan di sekolah melalui
pengembangan model-model partisipasi masyarakat sesuai tingkat
kemajuan masyarakat.
9.Kultur sekolah
Sekolah telah menumbuhkan dan mengembangkan budaya/kultur yang
kondusif bagi peningkatan efektifitas sekolah pada umumnya dan
efektifitas pembelajaran pada khususnya, yang dibuktikan oleh :
berpusat pada pengembangan peserta didik lingkungan belajar yang
kondusif, penekanan pada pembelajaran, profesionalisme, harapan
tinggi, keunggulan, respek terhadap setiap individu warga sekolah;
keadilan; kepastian; budaya korporasi atau kebiasaan bekerja jadi
masyarakat belajar; wawasan masa secara kolaboratif/kolektif,
kebiasaan mendepan yang sama, perencanaan bersama; kolegialitas,
tenaga kependidikan sebagai pembelajar.

STANDAR PROSES

1.Pengelolaan Aspek

a.Belum maksimalnya pelaksanaan aspek dan fungsi manajemen secara utuh, meliputi aspek kurikulum, pendidik, siswa, sarana dan prasarana, dana dan hubungan masyarakat dan fungsi manajemen sekolah yang dimaksud meliputi: pengambilan keputusan, pemformulasian tujuan dan kebijakan, perencanaan, pengorganisasian, penstafan, peng-komunikasian, pelaksanaan, pengkoordinasian, pensupervisian, dan pengontrolan.

b.Belum terealisasikannya secara maksimal MBS yang menerapkan prinsip-prinsip kemandirian, partisipasi, transparansi, akuntabilitas, keluwesan, kewenangan dan tanggung jawab lebih besar pada sekolah.

c.Telah memiliki rencana pengembangan sekolah yang bersifat strategis dan operasional.

d.Kuatnya kemitraan dengan komite sekolah yang dapat dilihat dari besarnya dukungan, baik finansial, moral, jasa (pemikiran, keterampilan), dan barang/benda.

e.Telah diterapkannya kepemimpinan visioner/transformatif dalam:
1.Merumuskan visi, misi, tujuan dan sasaran yang secara jelas ditulis,
dipublikasikan, dan diartikulasikan ke seluruh kelompok kepentingan
sekolah.
2.Meyakini bahwa sekolah adalah tempat untuk belajar yang di-
buktikan oleh iklum/kultur sekolah yang kondusif untuk belajar.
3.Menghargai bawahan yang dibuktikan oleh penghargaan terhadap
nilai-nilai inti kemanusiaan seperti misalnya solidaritas kasih sayang,
kebersamaan, keharmonisan, keadilan, dan kesopanan.
4.Memberdayakan warga sekolah yang dibuktikan oleh upaya-upaya
kongkrit dalam; peningkatan kemampuan dan kesanggupan kerja,
pemberian kewenangan dan tanggung jawab, pemberian ke-
percayaan dan memfasilitasi bawahan.
5.Berpikir dan bertindak secara proaktif, komunikatif, dan berani
mengambil resiko.

2.Proses Pembelajaran

a.Proses pembelajaran yang pro-perubahan belum terlaksana dengan konsisten, terbukti dengan indikasi yaitu ketidakmampuan menumbuhkan dan mengembangkan daya kreasi, inovasi, nalar dan eksperimentasi untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru (a joy discovery).

b.Penekanan belum maksimal pada proses pembelajaran aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAKEM), student centered, reflective learning, dan active learning.

3.Administrasi

a.Pembagian tugas bellum maksimal.
b.Telah terbentuk struktur organisasi sekolah yang mengikuti pem-
bagian tugas.
c.Hirarki otoritas telah jelas.
d.Telah terbentuk pembagian kewenangan dan tanggungjawab yang
jelas.
e.Belum maksimalnya koordinasi yang dilakukan secara teratur.
f.Telah terbentuk aturan, prosedur dan mekanisme kerja yang jelas.
g.Telah terjalin hubungan struktural dan fungsional yang jelas.
h.Belum tercapainya pengadministrasian yang rapi, efisien, dan efektif
pada lingkup; proses belajar mengajar, kurikulum, kesiswaan, sarana
dan prasarana (perpustakaan, peralatan, perlengkapan, bahan, tata
persuratan dan kearsipan dsb), keuangan dan hubungan sekolah
masyarakat.
i.Telah membuat dan menegakkan peraturan sekolah secara adil,
teratur dan berkesinambungan.

STANDAR OUTPUT LULUSAN

1.Belum maksimalnya kemampuan mengembangkan jati diri sebagai warga Negara Kesatuan Republik Indonesia serta integritas moral dan akhlak yang tinggi.

2.Belum tercapainya pembiasaan konsep diri dalam hal memotivasi kemampuan belajar sepanjang hayat secara mandiri yang ditunjukkan dengan kemampuan mencari, mengorganisasi dan memproses informasi untuk kepentingan kini dan nanti serta kebiasaan membaca dan menulis dengan baik belum maksimalnya pembentukan pribadi yang bertanggung jawab terhadap tugas yang diberikan yang ditunjukkan dengan kesediaan menerima tugas, menentukan standar dan strategi tersebut, dan bertanggung jawab terhadap hasilnya.

3.Belum tergalinya potensi diri dalam hal kemampuan berpikir ilmiah, kritis, kreatif, inovatif, dan eksperimentatif untuk menemukan kemungkinan-kemungkinan baru atau ide-ide baru yang belum dipikirkan sebelumnya.

4.Belum maksimalnya pemahaman tentang konsep penguasaan tentang diri sendiri sebagai pribadi (intra personal/kualitas pribadi).

5.Rendahnya penguasaan materi pelajaran yang ditunjukkan dengan kelulusan ujian akhir sekolah.

6.Belum maksimalnya kemampuan mengelola kegiatan (merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan, mengkoordinasikan, dan mengevaluasi).

7.Rendahnya kemampuan memecahkan masalah dan pengambilan keputusan.’

8.Kurang terampilnya mengaplikasikan dasar-dasar ICT.

9.Rendahnya pemahaman terhadap budaya/kultur Indonesia (lintas budaya antar suku/pulau).

10.Kurangnya kepedulian terhadap lingkungan sosial, fisik dan budaya.

11.Belum tergugahnya minat menghasilkan karya yang bermanfaat bagi diri sendiri dan bangsa.

Tinggalkan komentar